Allah mencipta segala mahluk dengan Qadar (Al Qamar:49, Al Hijr:21). Qadar bisa diartikan dengan takdir, ketetapan, ketentuan, ukuran, dst. Qadar untuk mahluk ialah termasuk: metode penciptaan, penentuan identitas, yaitu ciri, sifat dan bentuk (AlBaqarah:138), pengalokasian, program dan scenario kronologis aktivitasnya, penentuan aturan dan bentuk gerak (aktivitas) dan penerapan hokum-hukum seperti hokum alam dan kausalitas (AlQashas:68,70). Penentuan aturan gerak dan penerapan hokum dalam organisasi alam semesta ini kemudian akan disebut sebagai Sistem.
Sistem ini berlaku untuk semua ciptaan dari yang nyata sampai yang gaib seperti materi dan energi, dari yang mikro sampai yang makro, dari yang sangat kecil seperti Quark sampai bentukan yang sangat besar seperti bumi, bintang, galaksi, langit dan seterusnya, yang antara yang satu dengan lainnya mempunyai keterkaitan yang distabilkan oleh Energi Nur Illahi (AnNur:35).
Manusia dan alam semesta dibentuk dari susunan molekul atom yang membentuk jaringan yang tertata. Di dalam ato terdapat inti (Nuclear) yang dikelilingi oleh satu atau beberapa partikel yang lebih kecil lagi yang dikenal dengan Proton, Netron, Positron ataupun Elektron yang mempunyai orbit atau system gerak tertentu.
Bagaimana sekiranya sejumlah electron yang mengimbangi inti atom dilepaskan atau keluar dari system geraknya? Maka yang terjadi ialah atom tersebut akan rusak, dalam kasus bom atom, akan meledak.
Bagaimana sekiranya bumi keluar dari orbit atau system tatasuryanya (Solar System)? Maka akan terjadi bencana atau chaos buat bumi itu sendiri dan bisa terjadi ketidakseimbangan dalam system tata surya.
Tapi mereka tak akan melanggar system sampai kiamat, karena mmang tak diberi kebebasan untuk berbuat demikian (Yasin:38,40, ArRa’d:2). Begitu pula langit dan isinya tetap bergerak sesuai system sehingga selalu dalam keseimbangan (ArRahman:5-9,ArRa’d:15).
Sedangkan jin dan manusia siberi kebebasan yang lebih variatif sehingga lebih mungkin untuk dapat melanggar system.
Untuk itu Allah mengirimkan Al Furqan sebagai alat sensor pembeda mana yang baik dan mana yang buruk atau mana yang system dan mana yang bukan system. Al Quran sebagai referensi yang berisi segala informasi dan syariah atau kode etik samawi yang berisi aturan tingkah loaku dan ajaran tentang kepatuhan kepada system yang dibuat Allah yang dicirikan berupa perintah dan larangan ( Al Baqarah:116).
Perintah maksudnya agar mahluk memposisikan aktivitasnya hanya didalam system. Larangan maksudnya agar mahluk mengabaikan apapun yang di luar system. Dan system untuk manusia adalah didalam Islam (Ali Imran:19).
Lalu mengapa manusia harus menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya? (Ali Imran:110).
Jika manusia mempraktekan segala perintah Allah, maka dia akan tetap berada didalam system, fsikis dan fisiknya akan stabil (AnNisa:13).
Tetapi jika manusia malah mempraktekan larangan Allah, berarti dia keluar dari system dan akan menjadi rusak (AnNisa:14)
