PAG-O2A
silahkan register
PAG-O2A
silahkan register
PAG-O2A
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


TA\' ADA MISTERI YANG TA\'TERPECAHKAN
 
IndeksGalleryLatest imagesPendaftaranLogin

 

 MATI SURI

Go down 
PengirimMessage
jony.bago
Mbah
Mbah
jony.bago


Female
Jumlah posting : 23
Registration date : 27.01.09

MATI SURI Empty
PostSubyek: MATI SURI   MATI SURI EmptyWed 25 Mar - 13:22

<h2 id="post-413"> <a href="http://aw4nk.blogsome.com/2009/03/14/kesaksian-warga-bengkalis-yang-mati-suri/" rel="bookmark" title="Permanent Link: Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri">Kesaksian Warga Bengkalis yang Mati Suri</a> </h2>
<div class="meta">Filed under: <a href="http://aw4nk.blogsome.com/category/" title="View all posts in Uncategorized" rel="category tag">Uncategorized</a></div>

<p>Kesaksian Warga Bengkalis yang <a target="_blank" href="http://wisbenbae.blogspot.com/2006/08/kematian-hal-yang-pasti-tapi-sering.html">Mati Suri</a> dalam Temu <strong>Alumni ESQ</strong> <em>‘Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia’</em>.</p>
<p>Pengalaman
mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak
orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari
Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini.
Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir
sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.</p>
Catatan
ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin
yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin
dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr
Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat
membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond
tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life. <p>Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006
lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat
nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.</p>
<p>Sebelum
Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan
pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak
kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya
terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia
SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun.
Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid) . Gondok tersebut
menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena
penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani
check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC)
Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang
batas sehingga belum bisa dioperasi.</p>
<p>‘’Kalau dioperasi maka
akan terjadi pendarahan,’ ‘ jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya
diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar
biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar
pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu
detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke
ruang perawatan. ‘’Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut,
red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu
dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir, ‘’ ungkapnya.
Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.</p>
<p>‘’Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni <a target="_blank" href="http://wisbenbae.blogspot.com/2007/01/ditolak-kubur.html">kubur</a>,'’
begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang
memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut
membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga
menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum
mati datang. ‘’Saya telah merasakan mati,'’ ujar anak yatim itu.
Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu
sakit mati itu.</p>
<p>Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut
itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan
lebih sakit lagi. ‘’Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki
kanan saya,'’ tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya
kalimat thoyibah. ‘’Saat di ujung napas, saya berzikir,'’ ujarnya.
‘’Sungguh sakitnya, Pak, Bu,'’ ulangnya di hadapan lebih dari 300
alumni ESQ Pekanbaru.</p>
<p>Diungkapkan, ketika ruhnya telah
tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter,
pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang
dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh
Aslina. ‘’Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau
copot, gemetar,'’ ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu
malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu
dan siapa nama orangtuamu. "<br>
</p><div align="center">
<blockquote style="font-style: italic;"><em>Ruh Aslina menjawab semua
pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ‘’Tak ada
teman kecuali amal,'’ tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian
serba hijau.</em></blockquote>
</div>
Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam
itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di
alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya
berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah
adalah amal buruk dari orang tersebut. <p>Aslina melanjutkan. ‘’Bapak, Ibu, ingatlah mati,'’ sekali lagi ia
mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di
alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua
orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu
ia memanggil malaikat itu dengan ‘’Ayah'’. ‘’Wahai ayah bisakah saya
bertemu dengan ayah saya,'’ tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh
Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab
ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok
muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan
berkata: ‘’Wahai ayah, janji saya telah sampai.'’</p>
<p>Mendengar
itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina.
‘’Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ‘’ ruh Aslina pun menjawab.
‘’Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai'’.</p>
<p>Usai
menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin
bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ‘’Alam barzah,
akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,'’
ujarnya bak seorang pendakwah.</p>
<p>Setelah dialog antara ruh
Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat
memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh
yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang
empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang
perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya
kepada perempuan itu. ‘’Siapa kamu?'’ lalu perempuan itu
menjawab.'’Akulah (amal) kamu.'’</p>
<p>Selanjutnya ia dibawa bersama
dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat
penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki
yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu,
pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya
kepada amalnya. ‘’Siapa manusia ini?'’ Amal Aslina menjawab orang
tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.</p>
<p>Lalu dilihatnya
orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke
amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia
tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina
manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah
manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu
ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.</p>
<p>Dilihatkan
juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap
tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran
darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh
Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang
juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu
dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau
memelihara orang tuanya ketika di dunia.</p>
<p>Perjalanan menelusuri
lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap,
kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada
disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap :
Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang
mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang
memiliki biji 99 butir.</p>
<p>Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak
tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu
terdapat gambar kakbah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh
Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak
tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek
berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir
hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik,red).</p>
<p>Selanjutnya ruh
Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan
kepada amalnya. ‘’Saya mau shalat.'’ Lalu dua malaikat yang memimpinnya
melepaskan tangan ruh Aslina. ‘’Saya pun bertayamum, saya shalat
seperti orang-orang di dunia shalat,'’ ungkap Aslina. Selanjutnya ia
kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula
kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut
batangan-batangan emas di dalam tepak ‘’husnul khatimah'’ itu
mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti
matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina.
‘’Tolong kau<br>sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.'’</p>
<p>Selanjutnya
ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di
satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima
meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata.
‘’Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.'’
Manusia-manusia itu juga memohon. ‘’Tolong kembalikan aku ke dunia, aku
mau beramal.'’</p>
<p>Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa
yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia
senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu
untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah.
Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang
telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus
penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan
apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan
Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang
hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu
terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang
yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.</p>
<p>‘’Apa
yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada
kita semua, ‘’ ujarnya.Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A
Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu
dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa
yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati
suri itu berkata: ‘’Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan
membatalkan semuanya.'’</p>
<p>Menanggapi kesaksian Aslina yang
melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin
beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ‘’aku ingin agar aku
dapat kembali dan membatalkan semuanya,'’ Legisan mengutip ayat
Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:<br>
</p><div align="center">
<blockquote><em>Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari
mereka, dia berkata:'’Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).'’(99) .
Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya
saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitkan. (100).</em></blockquote>
</div>
<br>Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39:<br>
<div align="center">
<blockquote><em>‘’Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah
dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak
dapat ditolong (lagi).'’</em></blockquote>
</div>
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan.
Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan
menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka
bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati
dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun
menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina. <p>Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.</p>
<em><strong>Nb</strong>
: Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya
dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal
serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Illahi.</em>
Kembali Ke Atas Go down
 
MATI SURI
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
PAG-O2A :: PARANORMAL :: Pengalaman Pribadi :: Kisah nyata-
Navigasi: