Menangkap Makhluk Dalam Perjalanan Pulang
Malam itu, yang mendadak baru saya ingat adalah malam jum’at, jam menunjukkan pukul 23:20, kami pulang dengan hati mantab, bertekad menangkap setan tukang tipu itu. Suami saya walaupun belum bisa melihat makhluk gaib, tetapi sensitive terhadap kehadiran dan memiliki kemampuan untuk menangkapnya. Dengan melewati gang kami jalan pintas menuju tempat mobil diparkir, tak terasa bulu kudukku meremang berdiri dengan tebalnya, kupeluk erat Sasha. Tidak sepatah katapun yang saya ucapkan. Dalam hati saya terus berdzikir dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ternyata suamikupun merasakan hal yang sama. Sampai di mobil kuberitahu suami bawa makhluk yang menyaru sebagai “Anna” telah menunggu di dalam mobil di kursi tengah. Dengan berpura-pura belum tahu, kami naiki mobil dan kami jalankan perlahan. Kami berdoa memohon ijin dan ridlo, serta perlindungan-Nya dengan membuat pagar perlindungan gaib terhadap diri dan mobil kami. Tak lupa kami mempersiapkan telor ayam sebagai media penjara/penampung bagi mahkluk tersebut. Setelah persiapan mantab, saya melirik ke suami yang rupanya telah siap juga. Dengan hati dag-dig-dug, kupanggil “Anna” supaya ia maju ke depan. Dengan cepat Anna maju ke depan duduk diantara kami berdua, kuberi tanda ke pada suamiku agar ia segera menangkap makhluk tersebut. Memasuki jalan Surabaya, dengan tangan kiri tetap memegang kemudi mobil, dipakainya tangan kanan untuk menangkapnya. Shiuut……kena. Lalu cepat-cepat dimasukkannya ke dalam telor. Belum sempat aku bernafas lega, tiba-tiba makhluk tsb loncat keluar dari telor dan kembali duduk di jok belakang sambil ketawa cikikikan memperlihatkan gigi-giginya yang hitam dan tak beraturan. Aku tidak menyangka akan terjadi hal yang demikian, karena pengalaman selama ini makhluk yang berhasil dijebloskan ke dalam telor tidak pernah bisa lepas begitu saja. Suamiku mengambil telor tersebut dan disyaratinya sekali lagi untuk memastikan bahwa telor tersebut telah siap. Ketika mobil kami tertahan lampu merah di Pasar Rumput, dicobanya lagi menangkapnya. Berhasil ketangkap …… namun lolos lagi.
Gagal memenjara makhluk tersebut ke dalam telor untuk kedua kalinya, kami sepakat untuk menunggu saat yang tepat.
Dzikir dan Do’a Melemahkan kekuatan Setan
Mobil kami mulai memasuki jalan tol, kami terus berdoa kepada Allah SWT memohon tambahan kekuatan bathin. Untuk menghilangkan kesunyian yang mencekam, suami menyetel cassette dzikir. Kuperhatikan mahkluk itu menutupi kedua kupingnya dengan tangan. Rupanya ia tidak ingin mendengar lantunan puji-pujian, dzikir dan do’a-do’a yang diperdengarkan dari tape mobil. Lama-kelamaan saking tidak tahannya mendengarkan lagu puji-pujian tersebut, makhluk itu terlihat berubah-ubah bentuk. Dari bentuk anak kecil ke bentuk nenek sihir, ke bentuk wanita dengan gigi-gigi taring yang tajam, kembali ke bentuk anak kecil, begitu seterusnya. Subhanallah, mengetahui efek dzikir yang demikian hebat kepada makhluk tersebut, suami menambah volume suara dengan harapan untuk makin memperlemah kekuatannya.
Jam 00: 15 kami sampai di depan rumah. Khawatir makhluk itu akan kabur, tanpa keluar dari mobil suami menangkapnya dan berhasil. Makhluk itu tidak dapat keluar lagi dari dalam telor. Alhamdullilahirobbil alamin. Didalam telor makhluk tersebut memperlihatkan bentuk aslinya, seorang wanita muda yang sangat cantik, tengah menangis sambil memegangi perutnya yang hamil. Ia meninggal beberapa tahun yang lalu pada saat melahirkan, dengan membawa kekecewaan yang dalam karena perilaku suaminya. Ia meninggal dengan tidak iklhas. Astaghfirullah…..
Rupanya tertangkapnya roh penasaran tersebut bukan merupakan akhir dari cerita kami malam itu. Kami masih harus berjuang menangkapi belasan makhluk halus yang beraneka bentuk, temen-temen dari roh penasaran tadi, yang gentayangan di rumah kami, hingga pukul 02.30 dini hari. Melelahkan dan mendebarkan seperti sedang bermain film Poltergeist. (BET).